Belajar dengan Game, Why Not ? Part 1

    Author: Mr.Randy Genre: »
    Rating

    Hello sobat mister, apa kabar? Sudah lama mister absen ngeblog, baik di YPS maupun Guru galau, pasti semuanya pada kangen ya? . Absennya mister dalam dua bulan ini dikarenakan banyak sebab yang tidak bisa disebutkan satu persatu, makanya kalau diibaratkan mau izin gak masuk sekolah, takut kepanjangan bikin surat izinnya hehe, tapi bukan surat cinta loh,*eaa

    Upps,lupa lagi dah topiknya, hehe. Kali ini mister ingin mengajak kalian tukeran kaos (emang pemain bola abis pertandingan kali yah?) eh maksudnya tuker pikiran. Nah begini, kan bentar lagi mister mau skripsi, dan mister pengennya sih ngangkat tema game untuk skripsi, tapi yah ternyata dosen-dosen gak lagi ngizinin mahasiswa mengangkat barbel, eh judul skripsi yang berkaitan dengan metode pengajaran lewat game. Ada apa dengan game? Kenapa sih di larang menggunakan game? Hemmm, sangat misterius ya?.

    belajar sambil bermain

    Ngomong-ngomong soal game, memang sejatinya game itu adalah untuk hiburan. Namun , arti dan penggunaan game itu sejalan dengan perkembangan zaman menjadi salah satu media efektif untuk belajar dan mengajar, terutama jika sasarannya adalah anak –anak usia dini. Ya, di usia mereka yang belia , maksudnya seumuran siswa putih-merah alias SD, mereka sangat membutuhkan waktu bermain sebagai proses perkembangan mereka. Nah, dalam bermain itulah, terkadang mereka memperoleh sesuatu yang baru bagi mereka.

    Namun, terkadang, kita sebagai kakak, om, tante atau juga orang tuanya, justru sering salah dalam pengawasan permainan sang anak. Beberapa memanjakan mereka denganmembelikan atau terlalu membebaskan mereka dengan segala permainan yang “kurang” mendidik mereka atau hanya bersifat entertain tanpa education. Sebagian lagi justru mengekang mereka dengan segala aktivitas keseharian yang justru membosankan bagi mereka dan membatasi waktu bermain mereka dengan ketat.

    Keduanya mempunyai efek yang berbeda bagi masa depan mereka. Di kelompok pertama, yang terlalu dimanjakan atau dibebaskan biasanya anak menjadi cengeng atau bahkan cenderung manja, atau juga menjadi “dewasa” sebelum masanya karena terlalu dibebaskan. Kelompok kedua, sang anak menjadi anti-sosial atau sulit bergaul dengan teman-temannya, dan cenderung menutup diri, meskipun dia pintar namun jika dia seperti itu bisa mengganggu perkembangan tingkah laku dan cara berfikirnya di masa depan.
    Nah, sebagai orang tua , kakak, om atau juga yang lainnya dari sang anak,kita harus pandai dalam memilih permainan dan mengawasinya dengan batas-batas wajar. Opsi permainan sangat banyak di zaman sekarang, mulai yang tradisional seperti permainan congklak, petak umpet, ular naga hingga yang modern seperti menggunakan android, video game, playstation atau juga internet. Jangan sampai salah atau terlalu membebaskan dan juga jangan terlalu mengekang anak dalam hal permainan. Karena lewat permainan, seorang anak (khususnya usia pra-sekolah hingga sekolah dasar) mereka membutuhkan waktu bermain sebagai media mereka untuk belajar dan bersosialisasi dengan lingkungan mereka. Bermain bagi mereka adalah suatu kebutuhan hidup di usia mereka …. (bersambung)


    2 Celotehan Siswa.

    1. Unknown says:

      Bener banget Mr.. Belajar tuh ga harus lewat media textbook, bisa juga lewat game

    2. Mr.Randy says:

      @teguh ho'ohh guh, sankyu yahh udah visit, dah lama gak maen keblog mu

    Siswa Mister Say: